Selasa, 22 Maret 2011

kode etik

A. Sinopsis Departed

Sejak kecil, Colin Sullivan (Matt Dammon) sudah mengagumi Frank Costello (Jack Nicholson), seorang gembong mafia kenamaan di Boston selatan. Colin yang pintar akhirnya berhasil menjadi anggota korps kepolisian wilayah Boston, lulus dengan hasil baik, berpangkat Sersan detektif

Di Boston Selatan, polisi sedang menyelidiki kejahatan terencana antara kelompok penjahat, polisi muda yang menyamar, Billy Costigan (Leonardo DiCaprio) ditugaskan untuk menyusup pada sindikat yang dipimpin Costello (Jack Nicholson). Saat Billy dengan cepat mendapat kepercayaan Costello, Colin Sullivan (Matt Damon), seorang penjahat muda, menyusup menjadi polisi sebagai informan bagi para sindikat, mendapatkan jabatan di Kesatuan Khusus Investigasi.

Masing-masing mereka sibuk dengan kehidupan gandanya, mengumpulkan informasi tentang rencana dan pelaksanaannya. Namun keadaan semakin jelas baik bagi penjahat maupun polisi bahwa ada kejanggalan diantara mereka, Billy dan Colin terancam tertangkap dan penyamarannya terbongkar – masing-masing berlomba mengungkap identitas lawan untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.

B. Permasalahan

Permasalahan yang terjadi adalah penyamaran Billy dan Colin mulai dicurigai oleh masing-masing dari mereka dan dari Costello dan kepolisian, bahwa anak buah mereka ada yang menjadi mata-mata. Dan disini Billy dan Colin sama-sama mencari dan ingin mengungkapkan identitas diri lawan mereka masing-masing. Sementara itu disini juga terdapat konflik cinta segitiga yang terjadi antara Billy, Colin, dan pacar Colin yang berprofesi sebagai Psikiater untuk kepolisian, disini wanita tersebut menjadi Psikiater bagi Billy, dan juga pacar dari Colin. Billy menceritakan semua masalahnya ke wanita tersebut juga tentang penyamarannya sebagai mata-mata kepolisian. Lalu, keadaan semakin memburuk ketika bos mereka masing-masing mulai mencari mata-mata dikelompok mereka, disini masalah terjadi ketika Billy meminta Letnan Queenan dari kepolisian ingin berhenti melakukan tugasnya, karena Billy merasa kedoknya akan terbongkar, namun sayang ketika itu Letnan yang mengetahui identitas Billy itu meninggal tertembak oleh anak buah Costello, padahal hanya dia dan satu sersan lagi yang tahu identitas Billy sebenarnya. Tidak hanya Billy yang khawatir akan penyamarannya, Colin pun merasa cemas dengan penyamarannya, lalu dia mulai mencari mata-mata dari kepolisian yang menyamar jadi anak buah Costello, begitupun Billy. Setelah penyamaran mereka terbongkar mereka sama-sama terbunuh. Billy terbunuh oleh polisi yang juga menjadi mata-mata dikepolisian yang merupakan anak buah Costello juga, dan Colin terbunuh oleh Sersan yang mengetahui identitas Billy.

C. Yang terkait dengan Kode Etik

Disini kita bisa melihat pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Colin, dimana dia ternyata telah menjadi penyamar di kepolisian, secara diam-diam dia menggunakan profesinya untuk melancarkan kejahatan yang dilakukan oleh ayah angkatnya Costello. Dia juga tanpa izin, menghapus berkas identitas milik Billy dari kepolisian.

Disini wanita yang menjadi Psikiater hanya sebagai konsultan bagi Billy, dan Billy menceritakan masalahnya kepada Psikiater tersebut. Billy tahu bahwa Psikiater tersebut pacar Colin, alhasil setelah identitas Billy dihapus oleh Colin, dia memberikan rekaman kejahatan Colin kepada wanita itu. Kalau dilihat tidak ada pelanggaran kode etik antara Psikiater dan Klien, dalam film ini hanya terlihat pelanggaran kode etik dalam kepolisian.

sinopsis departed

Sejak kecil, Colin Sullivan (Matt Dammon) sudah mengagumi Frank Costello (Jack Nicholson), seorang gembong mafia kenamaan di Boston selatan. Colin yang pintar akhirnya berhasil menjadi anggota korps kepolisian wilayah Boston, lulus dengan hasil baik, berpangkat Sersan detektif

Di Boston Selatan, polisi sedang menyelidiki kejahatan terencana antara kelompok penjahat, polisi muda yang menyamar, Billy Costigan (Leonardo DiCaprio) ditugaskan untuk menyusup pada sindikat yang dipimpin Costello (Jack Nicholson). Saat Billy dengan cepat mendapat kepercayaan Costello, Colin Sullivan (Matt Damon), seorang penjahat muda, menyusup menjadi polisi sebagai informan bagi para sindikat, mendapatkan jabatan di Kesatuan Khusus Investigasi.

Masing-masing mereka sibuk dengan kehidupan gandanya, mengumpulkan informasi tentang rencana dan pelaksanaannya. Namun keadaan semakin jelas baik bagi penjahat maupun polisi bahwa ada kejanggalan diantara mereka, Billy dan Colin terancam tertangkap dan penyamarannya terbongkar – masing-masing berlomba mengungkap identitas lawan untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.

Post Traumatic Stress Disorder (gangguan stress pasca trauma)

Post Traumatic Stress Disorder (gangguan stress pasca trauma) ditandai oleh cemas (disertai mimpi buruk, iritabilitas, gangguan daya ingat dan konsentrasi, sering terkenang masa lalu, dan depresi) yang dapat terjadi setelah situasi traumatic, misalnya kecelakaan lalu lintas, kejahatan, kebakaran, ledakan, perang, bencana alam, dll. Keadaan ini dapat mengenai petugas yang terlibat, korban dan orang yang menyaksikan kejadian.
Terdapat gejala gangguan stress pasca trauma yang dominan, berupa : mimpi buruk, perasaan mengalami kembali kejadian traumatis, penghindaran stimulus yang mengingatkan pada trauma dan gejala peningkatan bangkitan seperti mudah marah, kewaspadaan yang berlebihan, adanya respon mudah kaget dan kesulitan konsentrasi. Sebagai tambahan, selama beberapa hari pasien dapat berespons dengan derealisasi, depersonalisasi, dan kondisi seakan sedang terpaku.

Tragedi Tsunami Jepang
Gempa dengan kekuatan 8,9 Skala Richter melanda Jepang pada Jumat 11/3/2011 di Pulau Honshu. Gempa juga dirasakan hampir seluruh daerah di pantai pasifik, termasuk Tokyo dan Osaka. Gempa di Jepang tersebut berpusat di 382 kilometer timur laut Tokyo dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa tersebut menimbulkan Gelombang Tsunami setinggi lebih dari 6 meter yang melanda di Pulau Honshu. Kota paling parah terkena dampak Tsunami Jepang adalah Iwaki dan Sedau. Puluhan orang tercatat menjadi korban Tsunami Jepang, korban kemungkinan masih bertambah.
Namun dari beberapa sumber media gempa 8.9 Skala Richter yang memicu tsunami setinggi sekitar 10 meter diperkirakan memakan korban lebih dari 200 orang meninggal. Korban yang ditemukan berada di pantai Sindai, dan Pulau Honshu. Sebagaian lainnya, seperti dikutip dari kantor berita Reuters, masih dinyatakan hilang.

Dampak-dampaknya :
Gejala stress yang datang ketika gempa datang atau ketika bunyi isyarat terdengar dari televise nasional, bahkan ketika mendengar kata “goyang” atau “gempa”. Semula sebagian orang bisa mengatasinya. Namun dengan begitu seringnya terjadi gempa, begitu masifnya tsunami dan sekarang meningkatnya krisis nuklir di Fukushima, para korban mengalami stress. Rasa stress dan khawatir itu tentu tidak hanya menghinggapi orang Jepang, tetapi orang asing juga.
Yang kelihatannya terlewatkan dalam bencana gempa dan tsunami kali ini adalah penanganan aspek sosial dan psikologi dari bencana. Selain tidak adanya tips atau petunjuk pengelolaan aspek kejiwaan dalam situasi krisis bencana dalam buku panduan, menurut salah seorang rekan Jepang, agak cukup sulit pula mendapatkan bantuan tenaga psikolog untuk berkonsultasi seputar penanganan stres dalam bencana. Tenaga psikolog itu ada, tetapi biasanya di wilayah yang terkena dampak bencana paling luas dan parah.
Sekarang ini, di Jepang cukup banyak orang asing yang datang untuk belajar, bekerja, atau berwisata. Selain itu, juga banyak orang Jepang yang lahir, besar, atau pernah tinggal di luar negeri. Orang-orang seperti ini kemungkinan memiliki ambang batas toleransi yang tidak sama dengan orang Jepang yang lahir, besar, dan tinggal di Jepang dalam menghadapi bencana. Secara mental, barangkali orang Jepang biasa umumnya sudah siap dan terlatih sejak kecil menghadapi bencana alam, terutama gempa dan tsunami. Namun, hal yang sama mungkin tidak terdapat pada orang asing atau orang Jepang yang lama berada di luar negeri, terutama di negeri yang aman-aman saja dari gempa dan tsunami.
Warga selamat dari bencana gempa dan tsunami memiliki kemungkinan akan mengalami yang disebut dengan post traumatic stress disorder. Post traumatic stress disorder (PTSD) atau biasa disebut dengan stress pasca trauma adalah gejala yang timbul pada diri yang mengalami suatu peristiwa yang terjadi secara mendadak dan luar biasa. Gejala ini dapat berlangsung dalam hitungan hari,minggu, bulan, bahkan tahun tergantung masing-masing individu dan orang sekitarnya yang mampu mendorongnya untuk bangkit dari gejala ini.
Faktor-faktor dari gangguan stress pasca trauma bencana ini ada dari tekanan lingkungan yang telah hancur yang menimbulkan stress pasca trauma. Selain itu ada juga karakteristik dari stress pasca trauma adalah individu-individu yang pernah mengalami, menyaksikan, dan berhadapan langsung dengan peristiwa yang menyebabkan kematian atau luka serius. Respon yang akan ditimbulkan dari orang yang mengalami gejala ini adalah rasa takut dan ketidakberdayaan. Gejala ini dapat ditangani oleh psikiater dan terapi obat. Gangguan ini tidak dapat hilang tapi sering berkurang seiring waktu bahkan tanpa obat. Tapi tak menutup kemungkinan gangguan ini menyebabkan orang cacat dan tetap mengalami gangguan.
Dari satu media di situs internet menyebutkan bahwa ditemukan satu warga Jepang di Miyagi. Korban tersebut adalah laki-laki sekitar 20 tahun umurnya dan ditemukannya di lantai dua sebuah rumah yang sudah rusak akibat gelombang tsunami tersebut. Kondisi laki-laki itu stabil tapi masih shock dan tidak dapat berbicara. Pria itu dibawa kerumah sakit untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Contoh ini juga merupakan salah satu contoh jelas terjadinya post traumatic stress disorder di Jepang.
Gempa dan tsunami ini menelan banyak korban, sekitar 7.200 orang tewas dan 11.000 orang hilang dan dampak lain pada jutaan orang. Korban dari bencana ini yang selamat kekurangan air, pasokan listrik, bahan bakar dan makanan serta ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal. Selain ini semua bencana ini merusak reactor nuklir yang membuat banyak orang resah.
Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat bencana ini begitu banyak sehingga membuat korban yang selamat merasakan betapa rasa takut dan ketidakberdayaannya sangat besar yang membuat mereka hanya bisa terdiam meratapi semua ini.
Narasumber :
Psikiatri : David A. Tomb
Ensiklopedia Keperawatan : editor Chris Brooker
http://www.poetra-anoegrah.co.cc/2011/03/tsunami-jepang-11-maret-2011-gempa.html
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/03/17/sisi-psikologis-gempa-dan-tsunami-jepang/
kompas.com , jumat 11 Maret 2011.
http://gratnaniezz.blogspot.com/2011/03/post-traumatic-stress-disorder.html

Sabtu, 12 Maret 2011

Penyesuaian Diri, Pertumbuhan Personal dan Stres

Pengertian Penyesuaian Diri (Adaptasi)

1. W.A Gerungan menyebutkan bahwa “Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri)”.

Mengubah diri dengan lingkungan sifatnya pasif (autoplastis), misalnya seorag bidan desa harus dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa tempat ia bertugas. Sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan diri, sifatnya aktif (alloplastis), misalnya seorang bidan desa ingin mengubah prilaku ibu-ibu di desa untuk meneteki bayi sesuai dengan manajemen laktasi.

2. Menurut Soeharto Heerdjan “Penyesuaian diri adalah usaha atau prilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan”.

Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress. Cara mengatasi stress dapat berupa membatasi tempat terjadinya stress, mengurangi , atau menetralisasi pengaruhnya. Adaptasi adalah suatu cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas (task oriented).

Tujuan Adaptasi :

1. Menghadapi tuntutan keadaan secara sadar

2. Menghadapi tuntutan keadaan secara realistik

3. Menghadapi tuntutan keadaan secara objektif

4. Menghadapi tuntutan keadaan secara rasional

Cara yang ditempuh dapat bersifat terbuka maupun tertutup, antara lain :

a. Menghadapi tuntutan secara frontal (terang-terangan)

b. Regresi (menarik diri) atau tidak mau tahu sama sekali

c. Kompromi (kesepakatan)

Jenis Adaptasi :

a. Adaptasi fisiologik = bisa terjadi secara lokal atau umum.

Contoh : seseorang yang mampu mengatasi stress, tangannya tidak berkeringat dan tidak gemetar, serta wajahnya tidak pucat.

b. Adaptasi psikologis = bisa terjadi secara :

- Sadar : individu mencoba memecahkan/menyesuaikan diri dengan masalah

- Tidak sadar : Menggunakan mekanisme Pertahanan diri

- Menggunakan gejala fisik (konversi) atau psikofisiologik/psikosomatik

Mengenai Pertumbuhan Personal (pribadi)

Pertumbuhan Pribadi manusia adalah suatu proses organis dan bukan suatu proses mekanis. Kita tidak lagi berbicara tentang membangun, melainkan tentang mengasuh, tidak lagi tentang melekatkan dasar-dasar melainkan tentang menumbuhkan akar-akar, tidak lagi menanamkan melainkan menstimulasi dan menjawab kebutuhan-kebutuhan secara baik.

Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.

Kita sebagai manusia akan selalu mengalami dua aspek pertumbuhan pribadi. Pada satu pihak, kita mempunyai irama dan bobot pertumbuhan pribadi yang sifatnya individual. Irama serta bobot pertumbuhan ini mungkin cepat mungkin lambat, mungkin sehat dan berlangsung secara baik dari tahap yang satu ke tahap lainnya, mungkin sangat menggembirakan dan menghasilkan suatu pribadi yang normal. Namun ada juga orang lain yang irama serta bobot pertumbuhannya kurang baik, kurang sehat, sehingga pribadi yang dihasilkan tidak normal.

Arti Penting Stress dalam Kehidupan Manusia

Stress adalah reaksi non-spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor). Stress merupakan suatu reaksi adapatif, bersifat sangat individual, sehingga suatu stress bagi seseorang belum tentu sama tanggapanya bagi orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan berpikir, tingkat pendidikan, dan kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungannnya.

Secara umum factor dari stress digolongkan menjadi beberapa kelompok berikut.

1. Tekanan fisik: kerja otot/olahraga yang berat, kerja otak yang terlalu lama dan sebagainya.

2. Tekanan Psikologis: hubungan suami istri/anak, persaingan antarsaudara/teman kerja, hubungan social lainnya, etika moral dan sebagainya.

3. Tekanan social ekonomi: kesulitan ekonomi, rasiaisme dan sebagainya.

Stress normal sebenarnya merupakan reaksi alamiah yang berguna, karena stress akan mendorong kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan/problem kehidupan. Tetapi dalam kehidupan modern ini, banyaknya persaingan, tuntutan dan tantangan yang menumpuk, menjadi tekanan dan beban stress (ketegangan) bagi semua orang.

Stress dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap waktu. Stress merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari. Umumnya orang menyadari adanya stress, tetapi ada juga yang tidak. Raksi seseorang dapat bersifat positif atau negative. Reaksi yang bersifat positif jika menimbulkan dampak positif dan menjadi pendorong agar orang berusaha lebih baik. Reaksi tersebut berifat negative, bila terjadi gangguan pada orang itu. Stress dapat berguna. Kita menjadi berpikir dan berusaha lebih baik lagi. Stress dapat mendorong kita untuk meningkatkan diri kita. Yang penting adalah bagaimana kita hidup dengan stress tanpa bereaksi negative.

Berikut lima dampak atau efek positif dari stres.

  1. Mendorong orang berpikir kreatif

Menurut Larina Kase, Ph.D. “Stres sering mendahului atau menyertai suatu terobosan kreatif. Jika pikiran kita benar-benar tenang dan santai, justru tidak perlu alasan untuk melihat hal-hal berbeda. Stres akan meningkat terutama ketika menghadapi hal baru yang terjadi karena perubahan. Hasil akhir dari proses kreatif yang disertai stres akan sedikit mengintimidasi, karena reaksi orang lain,”

  1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Goulston menjelaskan, ketika hormon kortisol atau hormon stres dilepaskan, akan meningkatkan kekebalan tubuh. Itu adalah proses keseimbangan. Meskipun stres jangka pendek dapat menjaga tubuh dari penyakit, ia memperingatkan bahwa terlalu banyak stres dapat menyebabkan kelebihan kortisol. Hal ini bisa memicu obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskuler.

  1. Membuat Tubuh lebih fit

Olahraga seperti, angkat berat, berjalan atau lari selama 45 menit, bisa membuat tubuh berkeringat. Selain itu, stres juga bisa menjadi olahraga yang baik. “Stres merupakan latihan ringan yang bisa membuat tubuh lebih sehat. Dari perspektif fisiologis, stres ditempatkan sebagai tuntutan, dan bisa membantu latihan menjadi lebih efisien,” kata Matthews.

  1. Membantu memecahkan masalah

Stres bisa jadi penanda untuk memberitahu Anda agar mendengarkan intuisi. Memang sulit mendengar intuisi, ketika Anda berada dalam rasa khawatir dan stres. Sehingga Anda akan “memaksa” diri untuk istirahat, berjalan-jalan, tidur nyenyak atau pergi keluar untuk makan.

  1. Pemulihan

Penelitian menunjukkan hubungan antara stres jangka pendek sebelum bedah atau prosedur medis, membuat pemulihan lebih sukses. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa stres dapat menekan produksi estrogen, pemicu utama perkembangan kanker payudara.

Stres merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, stres seperti merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri. Meski cukup sering mengganggu, stres tidak perlu selalu dilihat sebagai hal yang negatif, karena dalam hal-hal tertentu, stres memiliki implikasi positif. Eustress adalah "stres dalam arti yang positif", yakni keadaan yang dapat memotivasi dan berdampak menguntungkan.

Referensi :

Drs. Sunaryo , M.Kes : Psikologi untuk Keperawatan

Wismoadi Wahono : Di Sini Kutemukan

LA. Hartono : Kesehatan Masyarakat, STRES DAN STROKE

Jumat, 04 Maret 2011

Kepribadian Sehat Menurut Beberapa Tokoh

Kepribadian Menurut Rogers

Tidak seperti Allport, yang datanya semata-mata diperoleh dari studi tentang orang-orang dewasa yang matang dan sehat, Rogers bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasien ini Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menetapkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi. Karena itu disebut “terapi yang berpusat pada klien”

Rogers percaya bahwa orang-orang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka bukan oleh kekuatan-kekuatan tak sadar yang tidak dapat mereka control. Kriterium terakhir seseorang adalah pada pengalaman sadarnya sendiri dan pengalaman itu memberikan kerangka intelektual dan emosional di mana kepribadian terus-menerus bertumbuh. Dalam karyanya dengan klien-klien, Rogers mempertahankan bahwa kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi pandangan pribadi klien, pengalaman-pengalaman subjektifnya sendiri.

Rogers menempatkan suatu dorongan “satu kebutuhan fundamental” dalam sistemnya tentang kepribadian: memeliharakan, mengaktualisasikan, dan meningkatkan semua segi individu.

Perkembangan Kepribadian “self”

Dalam masa kecil, anak mulai membedakan, atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian diri” (self concept).

Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif” (positif regard). Positif regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positif regard. Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhi oleh ibu.

Dalam hal ini, anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya daro oaran-orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena dia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positf regard yang sekarang bertambah kuat, makin lama makin mengerahkan energi dari pikiran. Syarat utama bagi timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regard) pada masa kecil. Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa dinasihati.

Ciri-ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya

Hal yang pertama dikemukakan tentang versi Rogers mengenai kepribadian yang sehat, yakni kepribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses , “suatu arah bukan suatu tujuan”.

Rogers memberikan lima sifat orang yang berfungsi sebenarnya.

  1. Keterbukaan pada Pengalaman

Seseorang yang tidak terhambat oleh syarta-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensive. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke system syaraf organism tanpa distorsi atau rintangan. Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru.

Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional” dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negative dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang yang defensive.

  1. Kehidupan Eksistensial

Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Orang yang sehat terbuka kepada semua pengalaman, maka diri atau kepribadian terus-menerus dipengaruhi atau disegarkan oleh setiap pengalaman. Orang yang berfungsi sepenuhnya yang tidak memiliki diri yang berprasangka atau tegar tidak harus mengontrol atau memanipulasi pengalaman-pengalaman, sehingga dengan bebas dapat berpartisipasi didalamnya. Jelas, orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus-menerus terbuka kepada pengalaman-pengalaman baru.

  1. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri

Prinsip ini mungkin paling baik dipahami dengan menunjuk kepada pengalaman Rogers sendiri. Dia menulis, “apabila suatu aktifitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktifitas itu perlu dilakukan. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut implus-implus yang timbul seketika dan intuitif. Dalam tingkah laku yang demikian itu terdapat banyak spontanitas dan kebebasan, tetapi tidak sama dengan bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan konsekuensi-konsekuensinya.

Rogers membandingkan kepribadian yang sehat dengan sebuah computer elektronik di mana semua data yang relevan telah diprogramkan kedalamnya. Computer ini mempertimbangkan semua segi masalah, semua pilihan dan pengaruh-pengaruhnya, dan dengan cepat menentukan tindakan.

  1. Perasaan Bebas

Rogers percaya bahwa semakin seorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Tambahan lagi, orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau peristiwa-peristiwa masa lampau. Karena merasa bebas dan berkuasa ini maka orang yang sehat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin ingin dilakukannya.

  1. Kreativitas

Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Mengingat sifat-sifat lain yang mereka miliki, sukar untuk melihat bagaimana seandainya kalau mereka tidak demikian. Orang-orang yang terbuka sepenuhnya kepada semua pengalaman, yang percaya akan organisme mereka sendiri, yang fleksibel dalam keputusan serta tindakan mereka ialah orang-orang sebagaimana dikemukakan Rogers yang akan mengungkapkan diri mereka dalam produk-produk yang kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang kehidupan mereka. Rogers percaya bahwa orang-orang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastic dalam kondisi-kondisi lingkungan.

Kepribadian Sehat Menurut Maslow

Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Akan tetapi ada lebih banyak hal yang terkandung dalam teorinya tentang dorongan manusia. Prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah: 1. Kebutuhan fisiologis, 2. Kebutuhan akan rasa aman, 3. Kebutuhan akan memiliki dan cinta, 4. Kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini harus sekurang-kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.

Selain hal-hal yang umum ini, Maslow membicarakan sejumlah sifat khusus yang menggambarkan pengaktualisasi diri.

  1. Mengamati Realitas Secara Efisien
  2. Penerimaan Umu atas Kodrat, Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
  3. Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
  4. Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
  5. Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
  6. Berfungsi secara Otonom
  7. Apresiasi yang Senantiasa Segar
  8. Pengalaman-pengalaman Mistik atau “Puncak”
  9. Minat Sosial
  10. Hubungan Antarpribadi
  11. Struktur Watak Demokratis
  12. Perbedaan antara Sarana dan Tujuan, antara Baik dan Buruk
  13. Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
  14. Kreativitas
  15. Resistensi terhadap Inkulturasi

Kepribadian Sehat menurut Fromm

Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat.

Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.

  1. Hubungan

Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan Psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak dapat dielakkan karena kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini. Cara yang sehat untuk berhubungan dengan dunia lain ialah melalui cinta. Cinta memuaskan kebutuhan kaan keamanan dan juga menimbulkan suatu perasaan integritas dan individualitas.

  1. Transendensi

Erat hubungan dengan kebutuhan akan hubungan ialah kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan, manusia mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.

  1. Berakar

Hakikat dari kondisi manusia kesepian dan tidak berarti timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan laam. Tanpa akar-akar ini orang tak berdaya, jelas merupakan kondisi yang amat berat. Akar-akar baru harus dibangun untuk mengganti ikatan-ikatan sebelumnya dengan alam. Seperti kebutuhan-kebutuhan lainnya, akar dapat dicapai secara positif atau secara negative. Cara yang ideal adalah membangun suatu perasaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat.

  1. Perasaan Identitas

Manusia juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas yang menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaannya tentang dia,siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan ini ialah individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan tertentu tentang identitas diri. Sejauh mana kita masing-masing mengalami suatu perasaan yang unik tentang diri (selfhood) tergantung pada bagaiman kita berhasil memutuskan ikatan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa kita.

  1. Kerangka Orientasi

Dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realistis dan objektif tentang dunia. Terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia (termasuk diri) secara objektif, untuk menggambarkan dunia dengan tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjektif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan orang sendiri.

Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.

Referensi :

- Duane Schultz : Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat