I. TEORI PSIKOANALISIS SOSIAL (HORNEY)
a.
Pengantar
Teori Psikoanalisa Sosial
Kebutuhan kasih sayang dan dicintai tidak terpenuhi --> Basic Hostility --> Basic Anxiety
|
|
|
Orang yang normal akan menggunakan cara
manapun dari ketiga cara tersebut, namun orang yang neurotik hanya akan
menggunakan salah satu cara saja. Tulisan-tulisan Horney memang ditujukan untuk
kepribadian neurotik, tetapi banyak ide-ide nya berlaku pada individu normal.
Sama seperti tokoh lain, pandangan Horney mengenai kepribadian merupakan
refleksi dari pengalaman hidupnya. Pemikirannya ini merupakan usahanya untuk
mengatasi penderitaan batin yang dia alami.
Pada akhirnya meningkatnya kebutuhan
akan kasih sayang menyebabkan orang menilai cinta terlalu tinggi. Dampaknya
adalah orang memandang cinta dan kasih sayang adalah jawaban atas semua masalah
yang dihadapi.
Kebutuhan akan kasih sayang sebenarnya
merupakan hal yang wajar. Namun, jika kebutuhan itu berlebihan akan menyebabkan
terjadinya neurosis. Mengapa demikian? Karena dengan adanya kebutuhan yang
berlebihan, orang tidak akan berfokus pada manfaat yang diterima jika kebutuhan
itu terpenuhi, melainkan berfokus pada mendapatkan kebutuhan dengan cara
apapun. Misalnya, bersikap tidak ramah, merasa cemas, keinginan bersaing yang
berlebihan, dan lain-lain.
Horney percaya bahwa neurosis dapat
berkembang di semua tahap kehidupan, khususnya masa kanak-kanak. Semua
pengalaman traumatis di masa kanak-kanak dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak di masa selanjutnya. Namun, Horney meyakini bahwa
akar dari semua pengalaman traumatis ini adalah kurangnya kehangatan dan kasih
sayang yang tulus dari orangtua.
Pengalaman traumatis di masa kanak-kanak
bukan pembentuk kepribadian di masa dewasa, namun pengalaman-pengalaman itu
membentuk struktur karakter tertentu yang
mulai berkembang. Sehingga, sikap atau kepribadian di masa dewasa muncul karena
struktur karakter seseorang, yang berkembang pada masa kanak-kanak.
b.
Permusuhan
dasar (Basic Hostility), Kecemasan
dasar (Basic Anxiety), Dorongan
Kompulsif
Horney
percaya bahwa setiap manusia lahir untuk berkembang. Oleh karena itu, manusia
membutuhkan kondisi yang mendukung untuk berkembang, seperti lingkungan
kondusif, cinta tulus, dan disiplin. Kondisi ini akan memberi rasa aman dan
puas dan memungkinkan manusia bertumbuh sesuai dengan diri yang sebenarnya
(real self).
Pada
kenyataannya, kondisi itu tidak tercipta, karena ketidakmampuan dan
ketidakmauan orangtua untuk memenuhi kebutuhan anak. Orangtua yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan anak akan menyebabkan anak merasa tidak aman dan puas. Anak
yang tidak aman dan puas, akan mengembangkan basic
hostility terhadap orangtua. Kadang sikap anak ini tidak ditunjukkan
secara terang-terangan, namun ditekan dan menjadi tidak sadar akan sikap
permusuhan tersebut. Sikap permusuhan yang ditekan ini menyebabkan basic anxiety, yaitu perasaan terisolasi dan tidak
berdaya.
Basic hostility
dan basic anxiety memiliki
keterkaitan satu sama lain dan keduanya memperkuat neurosis. Sebagai seorang
manusia, kita tentu memiliki cara mempertahankan diri dari kecemasan. Pada
awalnya, Horney menyebutkan empat cara yang biasa dilakukan manusia untuk
mengatasi kecemasan itu, yaitu : (1) Kasih
sayang, sebuah cara dimana orang akan membeli cinta dengan cara menuruti
permintaan orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan membelikan barang-barang
atau hasrat seksual. Misalnya, kasus
nyata klien saya, seorang wanita yang di masa remaja nya selalu menuruti
keinginan pacarnya untuk melakukan hubungan seksual. Bahkan, hingga saat ini, untuk mendapatkan kasih sayang dari
teman-temannya, ia rela membelikan berbagai barang mahal untuk teman-teman
kantornya ; (2) Submissiveness,
sebuah cara dimana orang akan patuh terhadap orang lain, institusi, atau kepada
agama ; (3) Power, sebuah cara
dimana orang akan mendominasi orang lain, mempermalukan orang lain, dan tidak
mau berbagi kepada orang lain ; (4) Withdrawl,
sebuah cara dimana orang akan mengembangkan kemandirian dari orang lain, atau
memisahkan diri secara emosional dari orang lain.
Keempat
cara itu tidak lantas menjadi indikasi neurosis, karena semua orang menggunakan
cara tertentu sampai batas yang normal. Cara tersebut menjadi tidak sehat jika
orang harus selalu menggunakan cara itu dan tidak menggunakan cara lain.
Hal ini yang disebut dengan dorongan kompulsif.
c.
Kebutuhan
dan Kecenderungan Neurotik
Horney menyebutkan sepuluh kebutuhan neurotik, yaitu :
1. Kebutuhan
akan kasih sayang dan penerimaan diri.
Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara menyenangkan orang lain, memenuhi
harapan orang lain, tidak asertif, tidak nyaman bermusuhan dengan orang lain
dan diri sendiri.
2. Kebutuhan
akan rekan yang kuat. Kebutuhan ini
dipuaskan dengan mendekatkan diri pada orang berpengaruh, dan tidak mau
ditinggalkan. Misal, Horney selalu
terlibat asmara dengan beberapa tokoh, walau sudah menikah, seperti Erich Fromm.
3. Kebutuhan
membatasi hidupnya dalam lingkup yang
sempit. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara tidak menonjol, merasa puas di
nomor ke dua, merasa cukup dengan stimulus yang sedikit, dan menurunkan
kemampuan mereka.
4. Kebutuhan
akan kekuasaan. Kebutuhan ini akan
dipuaskan dengan cara mengatur orang lain, menghindari perasaan lemah, dan
tidak pintar.
5. Kebutuhan
memanfaatkan orang lain. Kebutuhan ini
akan dipuaskan dengan cara menilai orang lain berdasarkan bagaimana orang lain
tersebut dapat digunakan.
6. Kebutuhan
akan penghargaan sosial. Kebutuhan ini
akan dipuaskan dengan cara selalu menjadi orang pertama, paling penting dalam
segala sesuatu.
7. Kebutuhan
akan kekaguman pribadi. Kebutuhan ini
akan dipuaskan dengan cara menuntut rasa kagum dan penerimaan dari orang lain
atas diri mereka.
8. Kebutuhan
akan ambisi dan pencapaian pribadi.
Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara selalu menjadi yang terbaik, dan
mengalahkan orang lain.
9. Kebutuhan
akan kemandirian dan kebebasan. Kebutuhan
ini dipuaskan dengan menjauh dari orang, untuk membuktikan mampu bertahan hidup
tanpa orang lain.
10. Kebutuhan
akan kesempurnaan. Kebutuhan ini
dipuaskan dengan tidak mau membuat kesalahan, menyembunyikan kelemahan, dan
berusaha maksimal untuk sempurna.
Sejalan dengan perkembangan teorinya,
Horney mengelompokkan sepuluh kebutuhan menjadi tiga kategori umum, yang
berhubungan dengan sikap dasar seseorang terhadap diri dan orang lain. Ketiga
sikap dasar itu disebut kecenderungan neurotik (neurotic
trends), yaitu mendekati orang lain, melawan orang lain, dan menjauhi
orang lain.
Kecenderungan neurotik ini merupakan
bagian teori Horney tentang neurosis. Artinya, teori ini berlaku bagi orang
yang neurosis. Namun, Horney mengatakan bahwa teorinya tersebut juga berlaku
untuk orang yang sehat dan normal. Perbedaannya adalah individu normal akan
sadar ketika menggunakan cara itu untuk menghadapi orang lain. Sedangkan orang
yang neurotik tidak sadar ketika menggunakan cara itu untuk menghadapi orang
lain.
Dibawah
ini adalah perbedaan penggunaan sikap dasar pada orang normal dan neurotic :
- Mendekati. Orang normal akan mendekati orang lain karena ia adalah pribadi yang ramah dan penuh kasih sayang. Orang neurotik mendekati orang lain, untuk melindungi diri dari perasaan tidak berdaya.
- Melawan. Orang normal akan melawan orang lain karena ia ingin bersaing secara sehat. Orang neurotik melawan orang lain karena menganggap semua orang adalah musuhnya yang tidak ramah.
- Menjauhi. Orang normal akan menjauhi orang lain karena adanya kebutuhan untuk merasa sendiri, bebas, tenang, dan mandiri. Orang neurotik menjauhi orang lain karena ingin merasa terpisah dari orang lain, ingin membangun dunianya sendiri, dan menganggap bahwa hubungan dengan orang lain adalah tekanan berat.
II.
TEORI
BEHAVIORISTIK (SKINNER)
Konsep-konsep
yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh
sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun
lebih komprehensif. Menurut
Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi
dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku,
tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Untuk lebih
lengkapnya penulis akan membahas teori kondisioning operan pada bagian berikut
ini.
- Sejarah teori Kondisioning Operan menurut B.F. Skinner
Asas
pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu
keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model
kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada
pelaksanaan penelitian Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan
penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan
yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya
perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme
berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku
menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh
terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu
merespon nanti. Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi
yang didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu
ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak
seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari
kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan
kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang
mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi
yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
- Kajian Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner
Kondisian
operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku
menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Inti dari
teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan).
Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E.
Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
a) Belajar itu adalah tingkah laku.
b) Perubahan tingkah-laku (belajar)
secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di
lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
c) Hubungan yang berhukum antara
tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat
tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di
observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
d) Data dari studi eksperimental
tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima
tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Menurut
Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya
penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan
dan Hukuman. Penguatan (reinforcement) adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan
probabilitas terjadinya suatu perilaku. Menurut Skinner penguatan berarti
memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a) Penguatan positif adalah
penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti
dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan
positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol),
atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b) Penguatan negatif, adalah
penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti
dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk
penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan
tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening
berkerut, muka kecewa dll).
III.
TEORI
HUMANISTIK (ABRAHAM MASLOW)
A.
Prinsip Dasar Teori Kepribadian
menurut Maslow
1. Humanisme
Teori humanisme maslow menegaskan
tentang adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk
menyatakan diri (self-realization).
2. Holisme
Pandangan ini menegaskan bahwa
organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh bukan sebagai
komponen yang berbeda.
3. Menolak riset binatang
Dalam psikologi humanistik
ditekankan perbedaan antara manusia dan binatang. Riset binatang memandang
manusia sebagai mata rantai refleks conditioning dan
mengabaikan karakteristik manusia yang unik.
4. Manusia pada dasarnya baik bukan
setan
Manusia memiliki struktur psikologi
yang analog dengan struktur fisik. Mereka memiliki kebutuhan, kemampuan, dan
kecenderungan yang bersifat genetik.
5. Potensi Kreatif
Menurut Humanistik kreatifitas
adalah potensi semua orang yang tidak memerlukan bakan dan kemampuan yang
khusus.
6. Menekankan kesehatan Psikologi
Pendekatan humanistik mengarahkan
pusat perhatiannya kepada manusia sehat, kreatif, dan mampu mengaktualisasikan
diri.
7. Motivasi
Motivasi memainkan peranan penting
dalam menilai tindakan manusia, karena pada motif-motif itulah terkandung arti
subyektif dari tindakan tertentu bagi orang tertentu.
Maslow
menyusun teori motivasi manusia, di mana variasi kebutuhan manusia dipandang
tersusun dalam bentuk hierarki:
1. The Physiological Needs
Yang termasuk dalam kebutuhan ini
adalah kebutuhan dasar manusia seperti oksigen, air, protein, garam, gula,
kalsium, mineral lain dan vitamin. Selain itu, ada kebutuhan untuk aktif,
istirahat, tidur, untuk membuang limbah (CO2, keringat, urin, dan kotoran),
untuk menghindari rasa sakit, dan melakukan hubungan seks.
2. The Safety and Security Needs
Ketika kebutuhan fisiologis telah
terpenuhi, ini lapisan kedua kebutuhan yang akan muncul. Anda akan menjadi
semakin tertarik untuk menemukan situasi yang aman, stabilitas, dan
perlindungan.
3. The Love and Belonging Needs
Setelah kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan akan cinta
dan memiliki.
4. The Esteem Needs
Selanjutnya, kebutuhan yang keempat
adalah the esteem needs. Pada tingkat ini kita mulai mencari
sedikit harga diri. Maslow mencatat dua versi penghargaan kebutuhan, yang lebih
rendah dan yang lebih tinggi.
5. Aktualisasi diri.
Ini adalah kebutuhan yang tidak
melibatkan keseimbangan atau homeostasis. Sekali bergerak, mereka terus
dirasakan. Bahkan, mereka cenderung menjadi lebih kuat seperti yang kita
"makan" mereka. Mereka melibatkan keinginan terus menerus untuk
memenuhi potensi, "menjadi semua yang Anda dapat."
DAFTAR
PUSTAKA
Winarto,
J. (2011). Teori B.F. Skinner. http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf
skinner-340649.html. Diakses tanggal 18 April 2013
Husna.
(2012). Teori humanistik. http://husna-m--fpsi08.web.unair.ac.id/artikel_detail-48410-Umum
Teori%20Kepribadian%20Humanistik.html. Diakses tanggal 18 April 2013
Feist,
J & Gregory Feist (2010). Teori
Kepribadian, Edisi 7, Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika