Jumat, 19 April 2013

Teori Psikoanalisa (Horney), Behavioristik (Skinner), Humanistik (Maslow)



I.       TEORI PSIKOANALISIS SOSIAL (HORNEY)

a.      Pengantar Teori Psikoanalisa Sosial
Teori Psikoanalisis Sosial dari Karen Horney memiliki asumsi bahwa kondisi sosial dan kultural, terutama pengalaman masa kanak-kanak, berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang. Orang yang tidak mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang di masa kanak-kanak, akan mengembangkan rasa permusuhan (basic hostility) terhadap orangtua, dan akhirnya akan mengalami kecemasan (basic anxiety). Horney mengatakan bahwa untuk melawan kecemasan dasar tersebut, maka seseorang akan melakukan salah satu cara dalam berhubungan dengan orang lain. 

Kebutuhan kasih sayang dan dicintai tidak terpenuhi --> Basic Hostility --> Basic Anxiety 

 
Orang yang normal akan menggunakan cara manapun dari ketiga cara tersebut, namun orang yang neurotik hanya akan menggunakan salah satu cara saja. Tulisan-tulisan Horney memang ditujukan untuk kepribadian neurotik, tetapi banyak ide-ide nya berlaku pada individu normal. Sama seperti tokoh lain, pandangan Horney mengenai kepribadian merupakan refleksi dari pengalaman hidupnya. Pemikirannya ini merupakan usahanya untuk mengatasi penderitaan batin yang dia alami.
Pada akhirnya meningkatnya kebutuhan akan kasih sayang menyebabkan orang menilai cinta terlalu tinggi. Dampaknya adalah orang memandang cinta dan kasih sayang adalah jawaban atas semua masalah yang dihadapi.
Kebutuhan akan kasih sayang sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun, jika kebutuhan itu berlebihan akan menyebabkan terjadinya neurosis. Mengapa demikian? Karena dengan adanya kebutuhan yang berlebihan, orang tidak akan berfokus pada manfaat yang diterima jika kebutuhan itu terpenuhi, melainkan berfokus pada mendapatkan kebutuhan dengan cara apapun. Misalnya, bersikap tidak ramah, merasa cemas, keinginan bersaing yang berlebihan, dan lain-lain.
Horney percaya bahwa neurosis dapat berkembang di semua tahap kehidupan, khususnya masa kanak-kanak. Semua pengalaman traumatis di masa kanak-kanak dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak di masa selanjutnya. Namun, Horney meyakini bahwa akar dari semua pengalaman traumatis ini adalah kurangnya kehangatan dan kasih sayang yang tulus dari orangtua.
Pengalaman traumatis di masa kanak-kanak bukan pembentuk kepribadian di masa dewasa, namun pengalaman-pengalaman itu membentuk struktur karakter tertentu yang mulai berkembang. Sehingga, sikap atau kepribadian di masa dewasa muncul karena struktur karakter seseorang, yang berkembang pada masa kanak-kanak.

b.      Permusuhan dasar (Basic Hostility), Kecemasan dasar (Basic Anxiety), Dorongan Kompulsif
Horney percaya bahwa setiap manusia lahir untuk berkembang. Oleh karena itu, manusia membutuhkan kondisi yang mendukung untuk berkembang, seperti lingkungan kondusif, cinta tulus, dan disiplin. Kondisi ini akan memberi rasa aman dan puas dan memungkinkan manusia bertumbuh sesuai dengan diri yang sebenarnya (real self).
Pada kenyataannya, kondisi itu tidak tercipta, karena ketidakmampuan dan ketidakmauan orangtua untuk memenuhi kebutuhan anak. Orangtua yang tidak mampu memenuhi kebutuhan anak akan menyebabkan anak merasa tidak aman dan puas. Anak yang tidak aman dan puas, akan mengembangkan basic hostility terhadap orangtua. Kadang sikap anak ini tidak ditunjukkan secara terang-terangan, namun ditekan dan menjadi tidak sadar akan sikap permusuhan tersebut. Sikap permusuhan yang ditekan ini menyebabkan basic anxiety, yaitu perasaan terisolasi dan tidak berdaya.
Basic hostility dan basic anxiety memiliki keterkaitan satu sama lain dan keduanya memperkuat neurosis. Sebagai seorang manusia, kita tentu memiliki cara mempertahankan diri dari kecemasan. Pada awalnya, Horney menyebutkan empat cara yang biasa dilakukan manusia untuk mengatasi kecemasan itu, yaitu : (1) Kasih sayang, sebuah cara dimana orang akan membeli cinta dengan cara menuruti permintaan orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan membelikan barang-barang atau hasrat seksual. Misalnya, kasus nyata klien saya, seorang wanita yang di masa remaja nya selalu menuruti keinginan pacarnya untuk melakukan hubungan seksual. Bahkan, hingga saat ini, untuk mendapatkan kasih sayang dari teman-temannya, ia rela membelikan berbagai barang mahal untuk teman-teman kantornya ; (2) Submissiveness, sebuah cara dimana orang akan patuh terhadap orang lain, institusi, atau kepada agama ; (3) Power, sebuah cara dimana orang akan mendominasi orang lain, mempermalukan orang lain, dan tidak mau berbagi kepada orang lain ; (4) Withdrawl, sebuah cara dimana orang akan mengembangkan kemandirian dari orang lain, atau memisahkan diri secara emosional dari orang lain.
Keempat cara itu tidak lantas menjadi indikasi neurosis, karena semua orang menggunakan cara tertentu sampai batas yang normal. Cara tersebut menjadi tidak sehat jika orang harus selalu menggunakan cara itu dan tidak menggunakan cara lain. Hal ini yang disebut dengan dorongan kompulsif.

c.       Kebutuhan dan Kecenderungan Neurotik
Horney menyebutkan sepuluh kebutuhan neurotik, yaitu :
1.     Kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan diri. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara menyenangkan orang lain, memenuhi harapan orang lain, tidak asertif, tidak nyaman bermusuhan dengan orang lain dan diri sendiri.
2.     Kebutuhan akan rekan yang kuat. Kebutuhan ini dipuaskan dengan mendekatkan diri pada orang berpengaruh, dan tidak mau ditinggalkan. Misal, Horney selalu terlibat asmara dengan beberapa tokoh, walau sudah menikah, seperti Erich Fromm.
3.     Kebutuhan membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara tidak menonjol, merasa puas di nomor ke dua, merasa cukup dengan stimulus yang sedikit, dan menurunkan kemampuan mereka.
4.     Kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara mengatur orang lain, menghindari perasaan lemah, dan tidak pintar.
5.     Kebutuhan memanfaatkan orang lain. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara menilai orang lain berdasarkan bagaimana orang lain tersebut dapat digunakan.
6.     Kebutuhan akan penghargaan sosial. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara selalu menjadi orang pertama, paling penting dalam segala sesuatu.
7.     Kebutuhan akan kekaguman pribadi. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara menuntut rasa kagum dan penerimaan dari orang lain atas diri mereka.
8.     Kebutuhan akan ambisi dan pencapaian pribadi. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara selalu menjadi yang terbaik, dan mengalahkan orang lain.
9.     Kebutuhan akan kemandirian dan kebebasan. Kebutuhan ini dipuaskan dengan menjauh dari orang, untuk membuktikan mampu bertahan hidup tanpa orang lain.
10. Kebutuhan akan kesempurnaan. Kebutuhan ini dipuaskan dengan tidak mau membuat kesalahan, menyembunyikan kelemahan, dan berusaha maksimal untuk sempurna.
Sejalan dengan perkembangan teorinya, Horney mengelompokkan sepuluh kebutuhan menjadi tiga kategori umum, yang berhubungan dengan sikap dasar seseorang terhadap diri dan orang lain. Ketiga sikap dasar itu disebut kecenderungan neurotik (neurotic trends), yaitu mendekati orang lain, melawan orang lain, dan menjauhi orang lain.
Kecenderungan neurotik ini merupakan bagian teori Horney tentang neurosis. Artinya, teori ini berlaku bagi orang yang neurosis. Namun, Horney mengatakan bahwa teorinya tersebut juga berlaku untuk orang yang sehat dan normal. Perbedaannya adalah individu normal akan sadar ketika menggunakan cara itu untuk menghadapi orang lain. Sedangkan orang yang neurotik tidak sadar ketika menggunakan cara itu untuk menghadapi orang lain.
Dibawah ini adalah perbedaan penggunaan sikap dasar pada orang normal dan neurotic :
  1. Mendekati. Orang normal akan mendekati orang lain karena ia adalah pribadi yang ramah dan penuh kasih sayang. Orang neurotik mendekati orang lain, untuk melindungi diri dari perasaan tidak berdaya.
  2. Melawan. Orang normal akan melawan orang lain karena ia ingin bersaing secara sehat. Orang neurotik melawan orang lain karena menganggap semua orang adalah musuhnya yang tidak ramah.
  3. Menjauhi. Orang normal akan menjauhi orang lain karena adanya kebutuhan untuk merasa sendiri, bebas, tenang, dan mandiri. Orang neurotik menjauhi orang lain karena ingin merasa terpisah dari orang lain, ingin membangun dunianya sendiri, dan menganggap bahwa hubungan dengan orang lain adalah tekanan berat.





II.                TEORI BEHAVIORISTIK (SKINNER)

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Untuk lebih lengkapnya penulis akan membahas teori kondisioning operan pada bagian berikut ini.

  1. Sejarah teori Kondisioning Operan menurut B.F. Skinner
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. pada waktu itu model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat  pada pelaksanaan penelitian Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti. Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti halnya teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.

  1. Kajian Teori Kondisioning Operan Menurut B.F.Skiner
Kondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
a)      Belajar itu adalah tingkah laku.
b)      Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
c)      Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
d)     Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).Penguatan dan HukumanPenguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a)      Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
b)      Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).



III.             TEORI HUMANISTIK (ABRAHAM MASLOW)

A.    Prinsip Dasar Teori Kepribadian menurut Maslow
1.      Humanisme
Teori humanisme maslow menegaskan tentang adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization).
2.      Holisme
Pandangan ini menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh bukan sebagai komponen yang berbeda.
3.      Menolak riset binatang
Dalam psikologi humanistik ditekankan perbedaan antara manusia dan binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mata rantai refleks conditioning dan mengabaikan karakteristik manusia yang unik.
4.      Manusia pada dasarnya baik bukan setan
Manusia memiliki struktur psikologi yang analog dengan struktur fisik. Mereka memiliki kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang bersifat genetik.
5.      Potensi Kreatif
Menurut Humanistik kreatifitas adalah potensi semua orang yang tidak memerlukan bakan dan kemampuan yang khusus.
6.      Menekankan kesehatan Psikologi
Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manusia sehat, kreatif, dan mampu mengaktualisasikan diri.
7.      Motivasi
Motivasi memainkan peranan penting dalam menilai tindakan manusia, karena pada motif-motif itulah terkandung arti subyektif dari tindakan tertentu bagi orang tertentu.

Maslow menyusun teori motivasi manusia, di mana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hierarki:
1.      The Physiological Needs 
Yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan dasar manusia seperti oksigen, air, protein, garam, gula, kalsium,  mineral lain dan vitamin. Selain itu, ada kebutuhan untuk aktif, istirahat, tidur, untuk membuang limbah (CO2, keringat, urin, dan kotoran), untuk menghindari rasa sakit, dan melakukan hubungan seks.
2.      The Safety and Security Needs
Ketika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, ini lapisan kedua kebutuhan yang akan muncul. Anda akan menjadi semakin tertarik untuk menemukan situasi yang aman, stabilitas, dan perlindungan.
3.      The Love and Belonging Needs
Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan akan cinta dan memiliki.
4.      The Esteem Needs
Selanjutnya, kebutuhan yang keempat adalah the esteem needs. Pada tingkat ini kita mulai mencari sedikit harga diri. Maslow mencatat dua versi penghargaan kebutuhan, yang lebih rendah dan yang lebih tinggi.
5.      Aktualisasi diri.
Ini adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan atau homeostasis. Sekali bergerak, mereka terus dirasakan. Bahkan, mereka cenderung menjadi lebih kuat seperti yang kita "makan" mereka. Mereka melibatkan keinginan terus menerus untuk memenuhi potensi, "menjadi semua yang Anda dapat."


DAFTAR PUSTAKA

Winarto, J. (2011). Teori B.F. Skinner. http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf skinner-340649.html. Diakses tanggal 18 April 2013




Feist, J & Gregory Feist (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika


Suryabrata, S .(2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta : RajaGrafindo Persada